TELAAH FATWA MUI NO. 10 TAHUN 2008 TENTANG NIKAH DI BAWAH TANGAN BERBASIS SADD AL-DZARĪ‘AH DAN KEADILAN GENDER
DOI:
https://doi.org/10.35719/annisa.v14i1.56Nikah bawah tangan menjadi isu krusial dalam hukum Islam kekinian. Sadd al-dzarī‘ah merupakan salah satu bentuk metode ijtihad yang yang dapat digunakan sebagai landasan istimbath al-hukm (pengambilan hukum). Secara istilah sadd al-dzarī‘ah merupakan pembahasan seputar upaya untuk menghalangi dan memblokade semua akses dan kemungkinan dari suatu perbuatan tertentu yang pada dasarnya diperbolehkan maupun dilarang untuk mencegah terjadinya segala jenis kerusakan dan kemudaratan. Teori pencegahan ini sering disebut sebagai langkah preventif dalam meminimalisir atau bahkan menutup jalan terjadinya kemudaratan suatu perbuatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan studi pustaka. penelitian pustaka mengacu kepada literatur-literatur sebagai basic of anlisis atas topik yang dijadikan obyek penelitian. Salah satu bentuk langkah preventif pemerintah Indonesia dalam bidang hukum perkawinan adalah menjamin ketertiban dalam sebuah perkawinan melalui undang-undang pencatatan perkawinan, sebagaimana pasal 5 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam (KHI) yang berbunyi “Agar terjamin ketertiban perkawinan bagi masyarakat islam setiap perkawinan harus dicatat”. Langkah ini bertujuan membentuk keadilan gender, agar diskriminasi terhadap kaum perempuan dalam praktik perkawinan tidak lagi terjadi.
Underhand marriage is a crucial issue in contemporary Islamic law. Sadd al-dzarī'ah is a form of the ijtihad method which can be used as a basis for istimbath al-hukm. In terms of sadd al-dzarī'ah, it is a discussion about efforts to block and block all access and the possibility of a certain act which is basically allowed or prohibited to prevent all kinds of damage and damage. This theory of prevention is often referred to as a preventive step in minimizing or even blocking the path for the occurrence of an act of oblivion. This research uses a qualitative approach, with literature study. literature research refers to the literature as the basic of analysis on the topic which is the object of research. One form of preventive measures taken by the Indonesian government in the field of marriage law is to guarantee order in a marriage through the marriage registration law, as in Article 5 paragraph (1) Islamic Law Compilation (KHI) which reads "In order to ensure orderliness of marriage for the Islamic community every marriage must noted ”. This step aims to establish gender justice, so that discrimination against women in the practice of marriage no longer occurs.
References
Al-‘Asqalānī, Ibn Hajar. Bulūgh al-Marām fī Adillat al-Ahkām. Surabaya: Nurul Huda. T.t.
Al-Ahdal, Abi Bakar bin Abi al-Qāsim. al-Farāid al-Bahiyah ‘alā Nazhmi Qawāid al-Fiqhiyah. Pasuruan: Pustaka Sidogiri, 2009.
Al-Bājūrī, Ibarāhīm. Hāshiyah al-Bājūrī, Juz. 2. Surabaya: Imaratullah, T.t.
Al-Bukhārī, Abu Abdillah Muhammad bin Ismāil bin Ibrāhīm bin Mughīrah bin Bardizbah. Ṣahīh Bukhārī. Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, 2013.
Al-Burhānī, Muhammad Hishām. Sadd al-Dharā’ī fi Sharīat al-Islāmiyah. Dam-askus: Dār al-Fikr, 1985.
Ali, Atabik. & Muhdlor, Ahmad Zuhdi. Al-Ἀshrī; Kamus Kontemporer Arab Indonesia. Yogyakarta: Multi Karya Grafika, t.t.
Al-Jawzīyah, Ibn al-Qayyim. ‘I’lam al-Muwāq‘’īn ‘an Rabb al-‘Alamīn. Vol. 6. t.tp: Dār Ibn al-Jawzī, 2004.
Al-Jurjāwī, Ali Ahmad. Hikmat al-Tasyrī’ wa Falsafatuhu, Juz. 2. Beirut: Dār al-Fikr, 2003.
Al-Qarāfī, Shihāb al-Dīn Ahmad bin Idrīs al-Sonhajī. Sharh Tanqih al-Fushūl fī ‘Ilmi al-Ushūl. t.tp: t.p, 2000.
Al-Qur’ān.
Al-Suyūthī, Jalāl al-Dīn Abd Rahmān bin Abī Bakar.. al-Asbah wa al-Nazhāir. Semarang: Pustaka Semarang, t.t.
Al-Syawkānī, Muhammad bin ‘Ali. Irsyād al-Fuhūl ilā Tahqīq al-haqq min Ilm al-Ushūl, Juz. 2. Riyad: Dar al-Fadilah, 2000.
Al-Zuhailī, Wahbah. Ushūl al-Fiqh al-Islamī. Juz. 1&2. Damaskus: Dar al-Fikr, 1986.
Ariwidodo, Eko. Kontribusi Pekerja Per-empuan Pesisir Sektor Rumput Laut di Bluto Kabupaten Sumenep. Nuansa; Jurnal Penelitian Ilmu Sosial dan Keaga-maan Islam, Vol. 15, No. 2, 329-356. 19 April 2020. http://ejournal.iainmadura.ac.id/index.php/nuansa/article/view/1389/1017
Asmawi. Perbandingan Ushul Fiqh. Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2011.
Dahlan, Abd. Rahman. Ushul Fiqh. Jakarta: Amzah, 2014.
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Grame-dia Pustaka Utama, 2008.
Djubaidah, Neng. Pencatatan Perkawinan dan Perkawinan Tidak Dicatat Menurut Hukum Tertulis di Indonesia dan Hukum Islam. Jakarta: Sinar Grafika, 2012.
Firdaus, Ali. Pelaksanaan Tugas Pembantu Pegawai Pencatat Nikah Pasca In-struksi Dirjen Bimas Islam Nomor DJ.II/1 Tahun 2015. Ijtimaiyya; jurnal Pengembangan Masyarakat Islam, Vol. 10, No. 2, 241-272. 7 April 2020. http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ijtimaiyya/article/view/2363
Kurniawati, Vivi. Nikah Siri. Jakarta: Rumah Fiqih Publishing, 2019.
Marsal, Arif. & Parlyna, Ryna. Pencatatan Perkawinan; Antara Rukun Nikah dan Syarat Administratif. an-Nur, Vol. 4, No.1, 41-55. 4 April 2020. http://ejournal.uin.suska.ac.id/index.php/annur/article/download/2052/1392, 2015.
Mohsi, Mohsi. Dekonstruksi System Sanksi Dalam UU No 22 Tahun 1946 Ten-tang Pencatatan Nikah, Talak dan Ru-juk. Reflektika, 2018, 13.1: 84-104.
___________. “Pencatatan Perkawinan Se-bagai Rekonseptualisasi System Saksi Perkawinan Berbasis Maslahah”. Al-'Adalah: Jurnal Syariah dan Hukum Is-lam, 2019, 4.2: 134-148.Murata, Sachiko. The Tao Of Islam. Bandung: Mizan. 1999.
Mustika, Dian. Pencatatan Perkawinan da-lam Undang-Undang Hukum Keluar-ga di Dunia Islam. Inovatif; Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 4. No. 5, 52-64. 11 April 2020. https://online-joual.unja.ac.id/jimih/article/view/534
Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Ten-tang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.
Sholeh, M. Asrorun Ni’am. Metodologi Peneta-pan Fatwa Majelis Ulama Indonesia; Penggunaan Prinsip Pencegahan dalam Fatwa. t.tp: Emir, 2016.
Shomad, Abd. Hukum Islam; Penormaan Prin-sip Syariah dalam Hukum Indonesia. Ja-karta: Kencana Prenada Media Group, 2012.
Susanti, Dyah Ochtorina. & Shoimah, Siti Nur. Urgensi Pencatatan Perkawinan (Perspektif Utilities). Rechtidee, Vol. 11. No. 2, 166-181. 7 April 2020. http://journal.trunojoyo.ac.id/rechtidee/article/view/2428/2073
Syafe’i, Rachmat. Ilmu Ushul Fiqh. Bandung: CV Pustaka Setia, 2010.
Syahuri, Taufiqurrohman. Legislasi Hukum Perkawinan di Indonesia; Pro-Kontra Pem-bentukannya Hingga Putusan Mahkamah Konstitusi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013.
Syarifuddin, Amir. Ushul Fiqh. Juz. 1&2. Ja-karta: Kencana Prenada Media Group, 2011.
Tim Redaksi Nuansa Aulia. Kompilasi Hukum Islam. Bandung: Nuansa Aulia, 2015.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1946 Tentang Pencatatan Nikah, Talak dan Rujuk.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1984 Tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita.
Wizarah al-Auqāf wa al-Shu’ūn al-Islāmiyah. al-Mausu’ah al-Fiqhiyah, Juz. 41. Ku-wait: Wizarah al-Auqāf wa al-Shu’ūn al-Islāmiyah, 2002.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2021 Moh Mujibur Rohman, M Mohsi, Miftahul Ulum
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.